Pembangkit Listrik Tenaga Thorium Pertama di Indonesia
Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) dalam satu dekade terakhir kerap menyedot perhatian pemimpin-pemimpin dunia. Emisi karbon yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil mulai dipandang sebagai sesuatu yang harus ditekan semaksimal mungkin, dan salah satu jalan untuk melakukannya adalah dengan beralih ke penggunaan EBT yang lebih ramah lingkungan. Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman pada Juli lalu menyatakan jika pemerintah Babel sudah mulai melakukan perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Thorium (PLTT). Mereka bahkan telah menjalin kerjasama dengan ThorCon International Pte. Ltd dan bersiap menandatangani nota kesepahaman. Masuknya ThorCon ke dalam usaha pengelolaan thorium di Babel disertai dengan surat rekomendasi dari Menko Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan. Menurut Bob S. Effendi, CEO ThorCon International, saat ini pengelolaan PLTN, termasuk yang ditenagai dengan thorium sudah memperoleh lampu hijau dari pemerintah. Hal tersebut tampak pada regulasi-regulasi pemerintah, antara lain Kepmen 39K/20/MEM/2019 (persiapan pembangunan PLTN) dan Perpres No.18 tahun 2020-RPJMN 2020-2024 (Pembangunan PLTN paska 2024, periode 2020-2024 dimulai dengan beberapa kajian). Banyak ahli nuklir menyimpulkan jika secara teoritis, teknologi ThorCon MSR memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Lebih lanjut, jika potensi thorium Babel benar-benar dapat dikelola dengan baik menjadi PLTT, maka tarif listrik di wilayah Babel yang ditenagai oleh PLTT juga dapat diturunkan. ThorCon berencana mengembangkan dan membangun PLTT bertenaga 500 MW tanpa bantuan APBN, kemudian menjual listrik kepada PLN dengan kisaran harga yang kompetitif dengan listrik hasil PLTU. Dengan pasokan thorium langsung dari PT. Timah, biaya produksi listrik tersebut dinilai akan jauh lebih terjangkau daripada memproduksi listrik dengan PLTU yang menggunakan batubara.
Masyarakat Babel dan Indonesia pada umumnya tentu harus bersabar dalam menantikan debut PLTT. Pasalnya, meski thorium memiliki sifat radioaktif yang relatif lemah daripada uranium, pengolahan thorium menjadi energi listrik ternyata melibatkan proses yang sangat rumit. Thorium sendiri masih memerlukan reaksi fisi dengan bantuan uranium agar dapat menghasilkan energi, sehingga kemampuan thorium menghasilkan energi pada mulanya akan sangat bergantung dengan teknologi pengolahan uranium di Indonesia. Untuk pemetaan potensi thorium saja, BATAN membutuhkan anggaran dana sebesar Rp. 3 miliar per tahun. Penelitian thorium hingga siap digunakan kemungkinan akan menelan biaya hingga USD299 juta (sekitar Rp.4,35 triliun). Setelah pemetaan potensi, masih perlu dilakukan kajian lebih dalam lagi pada berbagai segmen, mulai dari pembangunan teknologi pengelolaan thorium hingga uji kelayakan proyek pembangunan PLTT. BATAN meramalkan jika Indonesia akan membutuhkan waktu setidaknya 30 tahun sebelum benar-benar bisa mengelola PLTT secara komersial. Penggunaan thorium sebagai alternatif sumber energi sudah dikaji oleh banyak negara di dunia dalam 50 tahun terakhir, termasuk Amerika Serikat, Jerman, India, Jepang, Tiongkok, Belanda, Norwegia dan lain-lain. Beberapa negara tersebut bahkan sempat berhasil menggunakan energi dari hasil pembakaran thorium, tetapi tidak berlansung lama, biasanya karena masalah teknis atau keterbatasan teknologi yang ada pada masanya. Pengelolaan thorium sebagai alternatif energi di dunia pun mundur kembali ke tahap riset dan pengujian. Saat ini belum ada PLTT yang beroperasi secara komersial di dunia. Jika Pemprov Babel dan Thorcon dapat merealisasikan PLTT, maka Indonesia bukan hanya akan memiliki PLTT pertama di dunia, tetapi juga berpotensi menjadi pusat kajian dan pengembangan pemanfaatan thorium sebagai sumber energi alternatif, meski akan dibutuhkan waktu sangat lama untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Source :
1. https://duniatambang.co.id/Berita/read/1246/Pembangkit-Listrik-Tenaga-Thorium-Pertamadi-Indonesia-Segera-Dibangun
2. https://www.dunia-energi.com/pemerintah-nyatakan-pembangkit-thorium-thorcon-bisa-segera-dibangun/
Komentar
Posting Komentar